"Kisah ini diceritakan oleh Syeikh Hisyam Al-Burhani, seorang ulama Syria dari Kota Damaskus.
Suatu hari seorang pengali kubur menerima tempahan sebuah kubur dari seorang wanita untuk anaknya yg baru wafat.
Sebenarnya, sebuah perkuburan di damaskus itu khusus untuk perkuburan orang2 sholeh dan para wali dan para ahli Jannah. Jika ada ahlunnaar yg dimakamkan disana maka makam itu akan merapat menandakan menolak jasad para pendosa di makamkan disitu.
Singkat cerita, dibawalah jenazah dari anak perempuan itu dan si pengali kubur turun untuk meletakkan jenazah itu diliang lahat. Tiba-tiba dia menyaksikan liang lahat itu menjadi taman-taman luas dan indah seperti taman-taman syurga dan didalamnya dia melihat malaikat menyambut jenazah itu dengan penampilan yg sangat indah, sehingga pengali kubur itu pingsan dan diangkat keluar dari liang pemakaman untuk disadarkan.
Ketika sadar dia mencari perempuan itu untuk bertanya, ternyata perempuan itu sudah kembali pulang.
Beberapa bulan kemudian, perempuan itu menempah kuburan lagi disamping anaknya yg telah wafat. Ketika Jenazah anaknya yg lain dibawa, pengali kubur kembali masuk dalam pemakaman, dan kembali liang lahat berubah jadi taman syurga yg indah yg telah ditunggu oleh malaikat dengan penampilan terindah mereka.
Kali ini pengali kubur tidak pingsan, dimenyaksikan langsung jenazah itu disambut dan dibawa pergi oleh malaikat. Dan pengali kubur itu tidak melewatkan kesempatan untuk bicara dengan perempuan itu
"Wahai perempuan, amalan apa yg dibuat oleh anakmu kedua-duanya sehingga mendapat kemuliaan seperti begini, begini dan begini?" pengali kubur bertanya penasaran.
"Ketahuilah," jawab perempuan itu. "Yang wafat berapa bulan yang lalu adalah penuntut ilmu sedangkan saudaranya ini adalah tukang kayu yg membiayau saudaranya untuk menuntut ilmu."
Mendengar penuturan perempuan itu membuat si pengali kubur berhenti sebagai pengali kubur dan pergi menemui Said syaikh Al-Burhani di mesjid Attaubah kemudian belajar di ajrumiah damaskus.
Kemudian dia belajar tanpa henti padalah waktu itu usia pengali kubur sekitar 45-50 tahun sehingga menjadi ulama besar di damaskus yang dikenal dengan nama Syaikh Abdurrahman Al-Haffar. Kemudian ahli keluarga beliau juga jadi penuntut ilmu bahkan terakhir keturunan beliau syaikh abdulrazaq Al-Haffar juga penuntut ilmu dan menjadi ulama besar Damaskus.
Kisah ini disampaikan merupakan kabar gembira bagi para penuntut ilmu dan orang-orang yg memiliki andil untuk membiayai para penuntut ilmu...